Harus kah seorang desainer grafis yang menekuni branding design memahami visual identity?
Jawabannya adalah ya. Karena jika tidak, sudah pasti desain yang Anda buat tidak akan selaras dengan visi maupun misi perusahaan.
Yuk, kenali visual identity lebih jauh di artikel berikut! Baca hingga selesai untuk menambah wawasan kita bersama.
Apa itu Visual Identity?
Visual identity (identitas visual) adalah kombinasi elemen grafis yang mewakili dan mengidentifikasi suatu brand. Termasuk visual identity adalah logo, palet warna, tipografi, imagery (citra), dan elemen desain lainnya.
Apakah Visual Identity itu Penting?
Singkatnya, visual identity itu penting. Lebih detailnya, berikut adalah beberapa alasan yang menjadikan visual identity menjadi sangat penting untuk diterapkan:
1. Brand Recognition (Pengenalan Merek)
Identitas visual yang solid membantu menciptakan brand recognition. Ketika pelanggan melihat logo atau warna brand Anda, mereka seharusnya dapat langsung mengenali dan mengidentifikasi brand dengan seketika tanpa harus berpikir panjang.
2. Sebagai Pembeda
Visual identity yang kuat membedakan brand yang teman-teman sedang kerjakan dari para kompetitor.
Mungkin di beberapa industri ada brand yang menggunakan palet warna tertentu, tetapi bukan berarti teman-teman wajib mengikuti arus.
Artinya, Anda boleh dan bisa menggunakan palet warna yang lain selama warna tersebut selaras dengan nilai-nilai brand serta sesuai dengan target audiens Anda.
3. Kredibilitas dan Rasa Percaya
Identitas visual yang konsisten dan jelas membuat sebuah brand jauh lebih mudah dikenali, tentunya hal ini akan membangun rasa percaya dan kredibilitas di mata pelanggan dan membantu pencapaian dari brand itu sendiri.
Baca juga: Daftar Software Motion Graphic di PC/Laptop, HP Android dan iOS
Elemen-elemen Visual Identity
Berikut adalah beberapa elemen yang menyertai visual identity, antara lain:
1. Color Palette (Palet Warna)
Palet warna adalah serangkaian warna utama yang digunakan sebuah brand dalam seluruh komunikasi visualnya, contohnya seperti pada logo, website (situs web), media sosial, brosur, hingga iklan.
Penting bagi teman-teman untuk mengikuti prinsip teori dan psikologi warna untuk memilih corak yang tepat, sebab setiap warna memiliki arti dan tujuan yang berbeda kepada audiens Anda.
2. Logo
Logo adalah simbol grafis yang mudah dikenali untuk mengidentifikasi perusahaan, produk komersial, atau entitas publik atau swasta.
Biasanya dibuat dalam bentuk kombinasi tipografi, grafik/simbol, dan tentunya warna.
Logo merupakan elemen penting dari identitas visual, sebab logo adalah wajah yang dapat merepresentasikan sebuah brand di mata audiens.
Artinya, logo adalah bagian penting dari salah satu taktik brand strategy Anda.
3. Font dan Typeface
The art of lettering (seni menulis huruf) adalah aspek penting lain yang ada di komunikasi visual dari suatu brand.
Penggunaan atau pembuatan typeface dan font secara spesial dapat membantu sebuah brand mengekspresikan kepribadiannya, bahkan dapat meningkatkan komunikasi visual secara keseluruhan.
Typeface adalah kumpulan karakter, huruf, dan angka dengan desain yang sama. Contohnya: Arial, Helvetica, dan Times New Roman adalah typeface.
Font adalah variasi dari typeface dengan ukuran, berat, dan versi tertentu. Contohnya: Helvetica adalah typeface; 11pt Helvetica Bold adalah font.
Setelah Anda memilih typeface yang sesuai, maka teman-teman harus konsisten dengannya.
Anda harus menggunakan typeface yang sama di semua communication channel (kanal komunikasi), termasuk di antaranya kanal online, brosur, video, kemasan, kartu nama, hingga email.
Konsistensi tersebut akan membuat sebuah brand tampak profesional dan konsisten.
Baca juga: Inilah Perbedaan Typeface dan Font
4. Imagery and Photography Style (Citra dan Gaya Fotografi)
Brand imagery terdiri dari gambar-gambar yang mewakili identitas brand seperti foto, ilustrasi, hingga ikon.
Sebagai seorang desainer grafis teman-teman harus tahu bahwa gambar adalah sebuah tool (alat) yang ampuh.
Sebuah gambar mampu menyampaikan sisi kepribadian suatu brand dan dapat menyampaikan pesan, perasaan dan emosi kepada audiens dengan lebih cepat, bahkan lebih cepat dari kata-kata.
5. Layout Desain Grafis
Layout desain grafis mengacu pada penempatan elemen grafis dalam sebuah desain tertentu.
Seperti misalnya, di mana logo harus ditempatkan, seberapa besar ukuran font-nya, atau seberapa banyak white space (ruang putih) yang harus tampil pada desain.
Setiap touchpoint komunikasi harus memiliki layout (tata letak) yang berbeda.
Artinya desain dan konten pada website, postingan media sosial, brosur, desain produk dan kemasan, atau video akan memiliki susunan elemen yang berbeda-beda.
6. Desain Produk dan Kemasan
Jika brand yang teman-teman pegang menjual produk fisik, maka penting untuk Anda mempertimbangkan desain produk beserta desain kemasannya.
Desain produk mengacu pada konseptualisasi dan eksekusi produk yang memenuhi kebutuhan konsumen yang ditargetkan.
Baik desain produk maupun desain kemasan harus sesuai dengan kebutuhan target konsumen sekaligus mencerminkan strategi dan identitas brand.