Perkembangan teknologi luar angkasa mulai muncul pada masa Perang Dingin tahun 1947-1991. Dalam buku Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2012) karya Wahdjudi Djaja, pada masa Perang Dingin muncul politik Balance of Power atau keseimbangan kekuatan. Dalam politik Balance of Power, Amerika Serikat dan Uni Soviet saling bersaing dalam bidang teknologi militer dan ruang angkasa untuk menunjukkan kekuatannya pada dunia. Dalam politik Balance of Power, dikenal pula istilah space race atau perlombaan kecanggihan teknologi luar angkasa. Pada perkembangannya, perlombaan teknologi luar angkasa antara Amerika Serikat dan Uni Soviet merupakan titik awal dalam sejarah perkembangan teknologi luar angkasa di dunia.
Teknologi Luar Angkasa Uni Soviet
Pada 4 Oktober 1957, Uni Soviet berhasil meluncurkan satelit bernama Sputnik 1 untuk mengorbit bumi selama lebih dari 14 hari. Dengan peluncuran Sputnik 1, Uni Soviet menjadi negara pertama di dunia yang mampu mengirim satelit ke luar angkasa.
Uni Soviet kembali mengungguli perlombaan teknologi luar angkasa dengan mengirim manusia pertama ke luar angkasa pada 12 April 1961. Uni Soviet berhasil mengirimkan seorang kosmonout bernama Yuri Gargarin untuk mengorbit bumi. Yuri Gargarin menggunakan pesawat luar angkasa bernama Volstok 1 untuk mengelilingi bumi selama 108 menit. Setelah misi Yuri Gargarin, Uni Soviet terus mengembangkan teknologi luar angkasanya dengan menambah durasi pengorbitan bumi dan mengirimkan kosmonout perempuan pertama ke luar angkasa.
Teknologi Luar Angkasa Amerika Serikat
Amerika Serikat menyusul capaian Uni Soviet dengan membentuk National Aeronautics and Space Administration (NASA) pada tahun 1958. Setelah terbentuk, NASA langsung meluncurkan satelit Explorer I ke orbit bumi untuk mencatat sabuk radiasi di atmosfer bumi.
Pada perkembangannya, Amerika Serikat mampu mengungguli Uni Soviet dengan mencetuskan program Apollo 11. Dilansir dari situs resmi NASA, program Apollo 11 bertujuan untuk mendaratkan manusia pertama ke Bulan. Pada 16 Juli 1969, Astronot Apollo 11 bernama Neil Amstrong, Buzz Aldrin dan Micahel Collins berhasil mendarat di bulan dan mengibarkan bendera Amerika Serikat.
Dampak perkembangan teknologi luar angkasa
Perkembangan teknologi luar angkasa antara Uni Soviet dan Amerika Serikat memiliki dampak positif dan nagatif bagi peradaban manusia. Berikut penjelasannya: Dampak positif Beberapa dampak positif perkembangan teknologi luar angkasa, sebagai berikut: Memajukan bidang informasi dan komunikasi dengan penggunaan satelit komunikasi Berkembangnya ilmu astronomi Memajukan sistem penginderaan jauh dengan penemuan Global Positioning System (GPS)
Selain berdampak positif, perkembangan teknologi juga memiliki dampak negatif, yaitu: Munculnya space junk atau sampah luar angkasa yang berasal dari eksplorasi antariksa Amerika Serikat dan Uni Soviet menggunakan kecanggihan teknologi luar angkasa sebagai alat politik untuk menanamkan pengaruh di negara-negara internasional.